Do’a Seorang Ibu
Alkisah, Lana, seorang ibu setengah baya dengan
penampilan kumuh dan baju yang kumal, masuk ke dalam sebuah minimarket yang
terletak di dekat rumah kontrakannya di pinggiran kota Kairo, Mesir. Dengan
sangat terbata-bata dan bahasa yang sopan, ia memohon agar diperbolehkan berhutang
kepada pemilik toko, tuan Syahril.
Ibu itu memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan
sudah seminggu tidak bekerja sebagai buruh bangunan yang hanya mengandalkan
upah harian, ia memiliki lima anak yang masih kecil-kecil, yang sangat
membutuhkan makan dan susu. Syahril, si pemilik minimarket mengusirnya keluar.
Sambil mengiba, ia terus menggambarkan situasi keluarganya.
“Tolonglah, tuan. Saya berjanji akan segera membayar
hutang setelah saya punya uang.”
Syahril tetap tidak mau mengabulkan permohonan
tersebut. Iapun berucap, “anda tidak mempunyai uang, jadi anda tidak mempunyai
jaminan apapun.”
Di dekat meja kasir, ada seorang pelanggan lainnya,
yang sejak awal mendengarkan percakapan di antara keduanya. Ia mendekati
keduanya, lalu berkata, “saya akan membayar semua yang diperlukan oleh ibu
ini.”
Karena malu, si pemilik toko berujar, “tidak perlu,
Pak. Saya akan memberikannya secara gratis. baiklah, apakah ibu membawa daftar
belanja?”
“Ya, pak. Ini daftar belanjaan saya,” jawabnya seraya
menunjukkan sesobek kertas kumal.
“Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan,
lalu saya akan memberikan belanjaan anda secara gratis sesuai dengan berat
timbangan tersebut,” ungkap si pemilik toko.
Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Lana menundukkan
kepala sebentar, lalu menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut. Kemudian,
ia meletakkan daftar belanjaannya di atas timbangan.
Mata si pemilik toko terbelalak melihat jarum
timbangan bergerak cepat ke bawah. Ia menatap pelanggan yang semula menawarkan
belanjaan kepada sang ibu sembari berucap, “saya tidak mempercayai hal ini.”
Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, sang
ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan yang disaksikan oleh pelanggan
baik hati tersebut. Si pemilik toko menaruh belanjaan ini pada sisi timbangan
yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga ibu terus mengambil
barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan
sampai tidak muat lagi. Si pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat
berbuat apa-apa.
Karena tidak tahan, si pemilik toko diam-diam
mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal. Dan, ia pun terbelalak.
Sebab, di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek, “Ya Allah, engkau
maha tau apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya kedalam genggaman
tangan-Mu.”
Si pemilik toko terdiam. Sang ibu, Lana, berterima
kasi kepadanya, lalu meninggakan toko dengan belanja gratisnya. Si pelanggan
baik hati bahkan memberikan selembar uang $100 kepadanya. Segera setelah itu,
si pemilik toko mengecek timbangan yang digunakan olehnya ternyata tidak rusak.
Sungguh hanya Allah yang tau bobot sebuah doa dan ini lah bobot doa seorang
ibu.
Source: Book of Inspirational Story By Lidia Yurita
No comments:
Post a Comment